"Ketika aku masih muda, aku sangat ingin mengubah dunia. Ternyata mengubah dunia sangatlah sulit, lalu aku mencoba untuk mengubah negaraku. Ketika aku tahu bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku mulai fokus untuk mengubah kotaku. Tetapi aku tetap tidak dapat mengubah kotaku, hingga usiaku semakin tua, aku mencoba mengubah keluargaku, tapi mereka tidak mau berubah.
Sekarang sebagai orang tua, aku paham, satu-satunya yang dapat kurubah adalah diriku sendiri. Kemudian tiba-tiba aku sadar, jika sejak dahulu aku sudah mengubah diriku sendiri, aku mungkin merubah keluargaku. Aku dan keluargaku mungkin merubah kotaku, mungkin kemudian merubah negaraku, dan pada akhirnya aku dapat mengubah dunia."
- Unknown
Mungkin puisi diatas seakan menampar pipi kita sendiri. Betapa seringnya kita mengatakan bahwa dunia harus mengurangi emisi dan mengurangi efek rumah kaca, negara kita untuk jangan korupsi dan memperhatikan orang miskin, kota kita untuk mengatasi banjir dan kemacetan, anak kita untuk jangan memukul. Tapi kita lupa dengan diri kita sendiri. Sudahkah kita melakukan yang kita inginkan orang lain lakukan? Terkadang kita terlalu mudah menyalahkan keadaan yang kita alami kepada orang lain.
Mari kita instropeksi diri, sudahkah kita membuang sampah pada tempatnya? menghormati orang lain terutama di jalan raya? menghindari kekerasan rumah tangga? dan masih banyak lagi. Saya percaya dengan perbuatan-perbuatan kecil seperti itu bukanlah tidak mungkin kita dapat mengubah keluarga kita, kota kita, negara kita dan bahkan dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar